Kezaliman dan Kebodohan (1)

Dakwah

📚 📚 🖍

Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah dalam kitabnya “Ighatsatul Lahafan min mashayidisy Syaithan” (Juz 2 halaman 193) berkata mengenai dua orang yang sedang bermusuhan:

“Betapa banyak orang yang meyakini bahwa dia dizalimi dan merasa benar dalam segala sisi. Padahal sebenarnya tidak demikian. Sesungguhnya dia di pihak yang benar dalam satu sisi dan di sisi yang lain ia memiliki kesalahan dan melakukan kezaliman. Lawannya, disamping memiliki kesalahan dan melakukan kezaliman, ia memiliki kebenaran dan berlaku adil. Tapi yang jadi masalah, cintamu kepada dunia (harta, jabatan, popularitas, pengakuan dari manusia, dan lainnya – penerjemah-) yang membuatmu menjadi buta dan tuli.

Tabiat manusia pada umumnya hanya cinta kepada dirinya, yang dia lihat hanya kebaikannya saja. Dia benci kepada lawannya, yang dia lihat hanya keburukannya. Bahkan apabila cinta kepada dirinya semakin besar sampai kepada tingkatan melihat keburukannya sebagai kebaikan.

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَمَن زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ فَرَءَاهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَٰتٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(Surat Fathir 8)

Semakin besar kebenciannya kepada lawannya sampai kepada tingkatan melihat kebaikan lawannya sebagai keburukan. Sebagaimana dikatakan,

نظروا بعين عداوة، ولو أنها
عين الرضا لا ستحسنوا ما استقبحوا

Nadzaruu bi’ani ‘adaawatin, wa lau annahaa ‘ainurridha lastahsanuu mastaqbahuu

“Mereka melihat dengan mata permusuhan, kalau saja mata tersebut mata keridhaan, tentu mereka akan menganggap baik apa yang tadinya mereka anggap buruk.”

Perbuatan bodoh ini umumnya dibarengi dengan hawa nafsu dan kezaliman, karena sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.”

Sumber :

Tepat Memberi Nasehat
Adab dan Tata Cara Memberi Nasehat,
halaman 233-235

Oleh :
Ustadz Fariq Gasim Anuz hafizhahullah

Penerbit:
Daun Publishing

📚📚💡
Rabu,
25 Rabiul Awal 1442 H /
11 November 2020 M

Print Friendly, PDF & Email