Kilas Balik SDIT AL-HANIF

Sejarah

Berawal di tahun 2005 ketika beberapa keluarga salafiyun merasa sangat berat untuk melepaskan anak-anaknya yang masuk usia SD untuk belajar dengan system Pondok Pesantren. Dapat dibayangkan anak usia tujuh tahun yang seharusnya mendapat kasih sayang orang tua harus berpisah nun jauh disana  menanggung rindu dengan anaknya yang masih sangat teramat kecil. Di sisi lain kami pun tidak tega menyekolahkan anak di lembaga penddikan yang tidak memperhatikan aqidah shahihah dan ibadah yang sesuai As-Sunnah.

Alhamdulillah seorang teman di kantor memberikan wacana Home Schooling yaitu sebuah metode pendidikan yang melibatkan orang tua secara penuh dalam pendidikan anaknya. Kami serap informasi beliau. Selain itu kami mencari informasi tentang wacana ini di milis. Kami dapatkan informasi dari seorang ikhwah di sebuah kota di Jawa Barat yang ternyata punya program pendidikan berbasis keluarga. Walaupun mereka tidak tahu apa itu Home Schooling, namun apa yang mereka lakukan merupakan gambaran nyata dari Home Schooling. Mereka membuat komunitas yang memfasilitasi proses pembelajaran anak-anaknya. Dan inilah substansi Home Schooling yaitu keterlibatan langsung dari orang tua dalam proses belajar mengajar. Seiring dengan itu kami mencoba mengajak ikhwan dan akhwat di Cilegon untuk kembali merenungkan peran orang tua dalam pendidikan anak, terutama pendidikan anak usia dini tanpa harus memisahkan anak yang masih butuh kasih sayang anaknya. Kami mencoba mengadakan sarasehan pendidikan dalam rangka sosialisasi wacana Home Schooling. Tema yang dipilih adalah Rumah Kontrakanku Ma’had Anakku. Setelah sarasehan itu, komentar pun beragam: tidak realistis, ‘too good to be true’, dan ada pula yang mengatakan ini angin segar atau sebuah solusi yang selama ini mereka hadapi yaitu berpisahya anak kecil mereka karena sudah harus mondok sejak usia tujuh tahun, dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.

Setelah acara tersebut, kami adakan survey ke kota tempat para ikhwan membentuk komunitas. Kami berangkat bersama beberapa keluarga yang berkeinginan untuk ‘tidak memondokkan’ dan ‘tidak menyekolahkan’ anaknya. Kami melihat suasana disana  dan bertanya-tanya tentang kegiatan belajar mengajar yang melibatkan orang tua yang hal ini merupakan hakikat apa yang diistilahkan Home Schooling. Alhamdulillah, kami puas dan semakin mantap untuk memulai sebuah komunitas yang memfasilitasi kegiatan belajar mengajar anak kami.

Sebagai pilot project lembaga pendidikan Al-Hanif di masa yang akan datang, di bulan Agustus 2006 sembilan anak usia SD di kota kami memulai pendidikan di luar sekolah dan di luar pesantren. Kami memanfaatkan rumah-rumah sebagai tempat belajar anak-anak kami. Dan segala puji hanya bagi Allah.

Print Friendly, PDF & Email