I Love Allah

Kajian Siswa

Sahabat Hunafa, Barokallahufiikum. Nikmat sekali ya kita punya sesembahan yang benar, Yaitu Allah Subhanahu Wata’ala. Coba perhatikan ada lho manusia yang menyembah hewan. Misalnya menyembah sapi seperti orang-orang Hindu di India. Ada juga yang menyembah Matahari, seperti orang-orang Shinto di Jepang. Ada lho yang menyembah manusia, seperti orang-orang Kristen. Waduuh! Kasihan dech mereka, menyembah kepada tuhan yang tidak benar dan tidak pantas dijadikan tuhan.

Oleh karena itu, setelah memiliki Tuhan yang benar untuk kita sembah, yaitu Allah Subhanahu Wata’ala, kita harus beradab kepada-Nya. Karena banyak orang yang tidak mengetahui adab kepada-Nya. Orang-orang yang mengkufuri nikmat-Nya adalah contoh hamba yang tidak beradab kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Contoh lainnya adalah tidak mau berdzikir pada-Nya, bermaksiat kepada-Nya, tidak mentaati perintah-Nya dan masih banyak lagi. Jika demikian, orang yang beradab kepada Allah Subhanahu Wata’ala itu bagaimana ya?

Selalu mensyukuri nikmat-Nya

Subhanallah walhamdulillah, Allah Subhanahu Wata’ala memberikan nikmat kepada kita semenjak kita masuh berada didalam kandungan Ibu kita. Ketika kita masih bayi sudah diberi makanan oleh Allah Subhanahu Wata’ala melalui aliran darah Ibu yang masuk ke plasenta. Kemudian Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kita Ruh sehingga kita hidup di dalam rahim dengan normal dan selalu dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala. Saat tiba masa kita dilahirkan, kitapun dilahirkan oleh Ibu kita dengan selamat atas izin Allah Subhanahu Wata’ala. Nah, setelah lahir ke dunia nikmatnya tambah banyak lagi, bener kan? udara segar, aneka makanan bergizi, rumah yang lapang dan masih buaanyak lagi nikmat yang lainnya, sehingga kita tidak mampu menghitungnya. Karena itu, kita harus mensyukuri semua nikamt Allah Subhanahu Wata’ala dengan lisan, hati, dan ketaatan kepada-Nya.

Selalu takut dan taat kepada-Nya

Seorang muslim akan selalu sadar bahwa Allah Subhanahu Wata’ala dengan ilmu-Nya selalu menyertainya. Allah Subhanahu Wata’ala selalu melihatdan mengawasinya pada saat ia berdiri, duduk dan berbaring. Allah Subhanahu Wata’ala maha mengetahui hamba-Nya yang sedang bahagia ataupun sengsara. Tatkala ia sendiri atau bersama orang banyak, Allah Subhanahu Wata’ala selalu mengetahuinya. Maka, tak pantas bila seorang hamba melakukan maksiat kepada-Nya. Nah, yang paling kita takutkan adalah kalau kita sampai menyekutukan-Nya! wah, perbuatan ini adalah kehinaan yang paling hina!

Selalu berbaik sangka kepada-Nya

Allah Subhanahu Wata’ala yang mengatur hidup kita. Semua ketentuan Allah Subhanahu Wata’al kepada kita itulahtakdir-Nya. Kadang kita mendapat takdir yang buruk seperti sakit atau mendapat musibah kecelakaan atau kemiskinan. Meskipun demikian, kita tetap harus berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wata’ala. itulah tanda bahwa Allah Subhanahu Wata’ala masih sayang kepada kita. Maka, hendaknya kita segera bertawakal dan bertaubatkepada-Nya. Buruk sangka kepada Allah Subhanahu Wata’ala berarti kita tidak beradab kepada-Nya. karena sama saja kita menuduhkan yang jelek-jelek kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Wallahu a’lam.

Dikutip dari majalah Hunafa edisi ke-7 halaman 7&8

Print Friendly, PDF & Email