Umair bin Sa’ad (رضي الله عنه) “Anak yang Jujur”

Kajian Siswa

Adik-adik Hunafa yang disayangi Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah salallahu alayhi wassallam pernah bersabda, “sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan seseorang kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan mengantarkan seseorang kepada Surga.” Nah inilah kisah kejujuran sahabat Umair bin Sa’ad yang patut kita teladani.


Umair bin Sa’ad رضي الله عنه telah masuk Islam sejak usianya belum genap 10 tahun. Ketika usia beliau masih kecil, ayah beliau meninggal dunia. Sepeninggal ayahnya, ibunya menikah lagi dengan seorang yang kaya raya bernama AI Jullas bin Suwaid.


Karena kecerdasan, kejujuran, dan sifat amanahnya, Umair sangat disayangi oleh Al Jullas. Tahun ke 9 Hijriah, Rasulullah salallahu alayhi wassallam mengumumkan niatnya untuk menyerang Romawi di Tabuk. Rasulullah salallahu alayhi wassallam memerintahkan kaum muslimin untuk bersiap-siap, Maka, para sahabat pun mendermakan harta dan ternaknya untuk persiapan perang.


Melihat semangat para sahabat dalam menginfaqkan hartanya untuk persiapan perang Tabuk, Umair pun buru-buru pulang dan segera menemui ayahnya. Laiu ia mengisahkan para sahabat yang bertekad kuat untuk turut berperang dan menginfaqkan hartanya. la ingin ayah tirinya juga bersegera seperti sahabat RasuIullah salallahu alayhi wassallam yang lainnya.


Namun, apa jawaban Jullas terhadap kabar yang dibawa Umair? la justru berkata, “Kalau Muhammad seorang Nabi, maka kita lebih hina dari binatang!”, Bukan main terkejutnya hati Umair. Lebih dari itu, hatinya sakit mendengar ucapan kufur ayah tirtnya kepada Nabi Muhammad salallahu alayhi wassallam, Maka Umair bin Sa’ad membuat keputusan dengan cepat ia segera melaporkan perkataan ayahnya itu kepada Rasulullah salallahu alayhi wassallam, Maka Rasulullah salallahu alayhi wassallam pun memanggil Jullas. Beliau bertanya, “Benarkah engkau telah mengucapkan ucapan begini dan begitu di hadapan Umair bin Sa’ad?”

Apa jawaban Jullas? Ternyata ia menyangkal laporan Umair. Dia berkata, “Dia bohong, ya Rasulullah dia hanya mengada-ada. Saya sama sekali tidak berkata begitu! saya berani bersumpah.” Karena Jullas menyangkal, maka semua pandangan sahabat tertuju kepada Umair bin Sa’ad. Namun pada saat yang demikian itu, tiba-tiba saja Rasulullah salallahu alayhi wassallam jatuh tertidur. Para sahabat pun sadar bahwa Nabi salallahu alayhi wassallam sedang menerima wahyu dari Allah Subhanahu Wata’ala. Setelah siuman, Nabi salallahu alayhi wassallam membaca firman Allah yang turun, yaitu surat At-Taubah ayat 74.

Ternyata ayat itu membongkar kebohongan Jullas dan membenarkan kejujuran Umair bin Sa’ad. Jullas langsung berlari dari hadapan Rasulullah salallahu alayhi wassallam sambil berteriak, “Saya bertaubat ya Rasulullah, memang Umair yang benar dan saya dusta. Saya berbohong, ya Rasulullah.. saya yang berdosa.. saya mohon ampun.. semoga Allah menerima taubat saya.. saya akan ikut membela Anda, ya Rasulullah..”.

Subhanallah, Rasulullah salallahu alayhi wassallam menatap Umair, Umair pun tak mampu menahan air matanya yang membasahi pipinya yang penuh iman. Tangan Rasulullah salallahu alayhi wassallam yang suci menyentuh telinga Umair dengan berkata, “Telingamu jujur atas apa yang didengar nak! Allah membenarkanmu”. Subhanallah demikian cintanya Allah kepada Umair bin Sa’ad رضي الله عنه anak yang jujur.

Dikutip dari Majalah Hunafa halaman 6&7 Edisi Ke-7 Rajab 1438H/ April 2017

Print Friendly, PDF & Email